Sunday 3 June 2012

Pendidikan Lingkungan Hidup

1. GEMPA BUMI
Gempa bumi ( Seisme ) adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam bumi yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) ( lampiran ). Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.


Berdasarkan atas penyebabnya gempa Bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1.GempaTektonik : Adalah Gempa yang di sebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
(1)Penunjaman antara kedua lempeng samurdra (lampiran)
(2)Penunjaman antara lempeng samudra dan lempeng benua ( lampiran )
(3)Tumbukan antara kedua lempeng benua ( lampiran )
saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan.

2.Gempa Vulkanik:Adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getarantanah.

3.Gempa Runtuhan :Adalah gempa local yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi.

• DAMPAK GEMPA BUMI

Gelombang tsunami
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul jika di pusat gempa terjadi patahan lempeng bumi turun sehingga air laut surut sementara. Akan tetapi tidak lama kemudian gelombang sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa menerjang pantai dan masuk jauh ke daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa saja yang dilaluinya.
Sebelum tsunami muncul, biasanya muncul tanda-tanda seperti terjadi gerakan tanah, getaran kuat, muncul cairan hitam atau putih dari arah laut, biasanya juga terdengar bunyi keras, tercium bau garam menyengat dan air laut terasa dingin.
-Kerusakanbangunan
Gempa merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi. Dengan bergoyangnya permukaan bumi, maka bangunan-bangunan seperti gedung sekolah, pusat pertokoan, perkantoran, maupun rumah-rumah penduduk dapat hancur atau paling tidak retak.
-Mengubahtopografi
Dari hasil penelitian Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) Yogyakarta diketahui bahwa terjadi perubahan topografi tanah di sekitar Yogyakarta akibat gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang lalu. Gempa bumi tersebut memicu longsoran tanah dan mengakibatkan perubahan struktur tanah di daerah-daerah berlereng curam akibat guncangan gempa. Struktur tanah seperti ini berbutir kasar dan dalam kondisi kering akan merapat. Akibat pengaruh gempa, tegangan pori udara dalam lapisan tanah pasir meningkat, dan tegangan efektif tanah menurun hingga mencapai nilai terendah. Dengan demikian tanah kehilangan kekuatan sehingga mengakibatkan runtuhnya lapisan di atas pembentuk lereng dan memicu terjadi tanah longsor.
-Menyebabkankeretakanpermukaanbumi.
Selain tsunami dan hancurnya infrastruktur, gempa bumi juga mengakibatkan keretakan permukaan tanah. Keretakan ini disebabkan permukaan tanah ikut bergerak ketika lempeng tektonik di bawahnya saling berbenturan.
- Mengakibatkan trauma psikis atau mental
Ternyata bencana gempa, gunung meletus, dan tsunami tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik atau bangunan, harta benda, dan jiwa manusia, tetapi juga kondisi kejiwaan bagi para korban. Akibat bencana tersebut, sebagian besar korban dapat mengalami penderitaan biopsikososial yaitu gangguan akan kewaspadaan den kepekaan yang berlebihan terhadap sekadar perubahan suara, perubahan keadaan, dan aneka perubahan kecil lain yang sebenarnya wajar terjadi di tengah kehidupan sehari-hari

• TINDAKAN KESIAPSIAGAAN
LIPI-UNESCO/ISDR (2006) menyatakan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu dan rumah tangga sebagai wujud dari kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi adalah memiliki pengetahuan dan sikap mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana, adanya panduan atau kesepakatan keluarga mengenai tindakan yang dapat dilakukan di rumah sebelum terjadi gempa dan tindakan penyelamatan diri yang tepat saat kondisi darurat, adanya rencana tanggap darurat (menyediakan kotak P3K dan obat-obatan, makanan siap saji dan minuman dalam kemasan, senter/lampu, baterai cadangan, Hp/radio, nomor telepon penting), memahami sistem peringatan dini bencana dan mobilisasi sumber daya (adanya alokasi dana/tabungan, adanya anggota keluarga yang mengikuti latihan/simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana, dan adanya kesepakatan keluarga untuk memantau peralatan dan perlengkapan siaga bencana secara reguler).

2. TSUNAMI
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan nami berarti "gelombang", sehingga tsunami dapat diartikan sebagai "gelombang pelabuhan".
Istilah ini pertama kali muncul di kalangan nelayan Jepang. Karena panjang gelombang tsunami sangat besar, pada saat berada di tengah laut, para nelayan tidak merasakan adanya gelombang ini. Namun setibanya kembali ke pelabuhan, mereka mendapati wilayah di sekitar pelabuhan tersebut rusak parah. Karena itulah mereka menyimpulkan bahwa gelombang tsunami hanya timbul di wilayah sekitar pelabuhan, dan tidak di tengah lautan yang dalam.

Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar. Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal.


TANDA-TANDA
1. Diawali adanya gempa bumi
Bila Anda tinggal di dekat pantai, sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi. Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah Anda, tetapi juga di seluruh dunia. Gempa ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang mematikan di daerah Anda.

2. Dengarkan suara-suara gemuruh
Banyak korban tsunami telah mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami akan diawali dengan suara gemuruh yang keras mirip dengan kereta barang.

3. Perhatikan penurunan air laut
Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segeralah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.

4. Selalu waspada pada gelombang pertama
Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap mendekatkan diri dari garis pantai sampai keadaaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa karena tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga pada daerah yang lain. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut.
DAMPAK
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.


TINDAKAN KESIAPSIAGAAN
Kesiapsiagaan Masyarakat :
• Pengetahuan tentang risiko (gempa dan tsunami, bahaya dan dampaknya, kerentanan,
kapasitas)
• Peringatan Dini (lembaga & SOP, informasi yang benar, alat penyebaran &
penerimaan informasi)
• Rencana evakuasi (peta evakuasi, strategi evakuasi, tanda evakuasi,
sosialisasi, latihan/drill)
• Rencana kontingensi (skenario yang disepakati, rancangan tindakan teknis,
rencana tanggap darurat)


3. TANAH LONGSOR
da enam jenis tabanyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelom-bang landai.

2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung, terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

5. Rayapan Tanah
Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama, longsor jenis rayapan ini bisa menyebab-kan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter, seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

DAMPAK
Di daerah yang terjal, kecepatan luncuran tanah longsor dapat mencapai 75 km/jam sehingga sulit bagi seseorang untuk menyelamatkan diri. Itulah sebabnya ketika tanah longsor terjadi, banyak rumah dan penduduk, binatang, fasilitas umum yang tertimbun longsoran. Bencana ini pun banyak memakan korban jiwa.

TANDA-TANDA TERJADINYA LONGSOR
Berikut ini beberapa pertanda terjadinya bencana tanah longsor:
a) Reruntuhan batu (rock fall) dan tanah (debris) pada jalan.
b) Retakan baru pada lereng,jalan atau dinding penahan tanah.
c) Material berupa tanah, batuan, pohon berjatuhan dari lereng.
d) Air mengalir dari lereng atau saluran air konstruksi penahan taah berubah warnanya dari bening menjadi coklat.
e) Air terkonsentrasi da alirannya memotong badan jalan atau menuju wilayah yang lebih rendah.
f) Konstruksi penahan tanah merusak akibat erosi.
g) Saluran air rusak akibat derasnya saluran air.
h) Air dibagian puncak tidak tertampung lagi dan mengalir deras kebadan jalan.
i) Rembesan air semakin banyak dan terjadi tiba-tabi pada lereng atau konstruksi penahan air.

TINDAKAN KESIAPSIAGAAN

• Tidak menebang atau merusak hutan.
• Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat, seperti nimba, bambu, akar wangi, lamtoro, dsb. pada lereng-lereng yang gundul.
• Membuat saluran air hujan.
• Membangun dinding penahan di lereng-lereng yang terjal.
• Memeriksa keadaan tanah secara berkala.
• Mengukur tingkat kederasan hujan.


Source: http://balisafety.baliprov.go.id/Edukasi.aspx?id=9 diakses pada 03 Juni 2012
http://achiles-punyablog.blogspot.com/2011/03/tanda-tanda-terjadinya-tsunami.html diakses pada 03 Juni 2012

No comments:

Post a Comment