Wednesday 13 November 2013

Pengaruh Jenis Air Terhadap Pertumbuhan Perkecambahan Kacang Hijau








BAB IPENDAHULUAN





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang kapri, dan kedelai. Kacang hijau memiliki kandungan protein nabati yang tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein nabati yang dikandung kacang hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung.
Kacang hijau berbentuk biji. Apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan mengeluarkan tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.
Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih singkat. Pada saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.
Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Air sangat berperan penting bagi tumbuhan. Dengan bantuan air, tumbuhan dapat hidup dengan baik. Selain itu, air juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan, perkecambahan, fotosintesis, dan lain-lain. Namun kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau jika perendaman dilakukan dengan jenis air yang berbeda-bed. Oleh karena itu, peneliti memilih topik yang berjudul “Pengaruh Jenis Berbagai Media Air Perendaman dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Hijau”.


1.2  Tujuan
1.      Mengetahui bahwa salah satu faktor eksternal pemengaruh pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau adalah berbagai jenis air.
2.      Mengetahui hubungan berbagai jenis media air penyiraman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.


1.3  Rumusan Masalah
1.      Apakah berbagai jenis media air dalam penyiraman merupakan salah satu faktor pemengaruh pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
2.      Bagaimana hubungan berbagai jenis media air penyiraman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?


1.4  Manfaat
1.4.1        Manfaat bagi penulis
1.      Memperdalam ilmu dalam bidang biologi.
2.      Memperdalam ilmu tentang pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
3.      Mengetahui faktor eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
4.      Mengetahui hubungan antara berbagai jenis media air penyiraman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

1.4.2        Manfaat bagi pembaca
1.      Mengetahui kespesifikasian tentang berbagai jenis media air penyiraman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.      Mengetahui berbagai faktor dalam pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

1.5  Hipotesis
Terdapat perbedaan antara masing-masing jenis media air perendaman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

1.6  Metode
1.      Observation (pengamatan)
2.      Library (perpustakaan)
3.      Experiment (penelitian)








BAB II
TINJAUN PUSTAKA




BAB II
TINJAUN PUSTAKA


Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran perubahan panjang atau tinggi batang dapat dilakukan dengan alat ukur misalnya penggaris, jangka sorong, atau dengan auksanometer. Perkembangan adalah suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa.
Perkembangan bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran (jumlah, volume, dan massa). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah faktor yang terdapat di dalam tubuh organisme, antara lain sifat genetik yang ada di dalam gen, dan hormon yang merangsang pertumbuhan. Faktor luar adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan misalnya nutrien dan air,cahaya, suhu, kelembapan, dan oksigen.


2.1   Perkecambahan

Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya perkecambahan adalah sebagai berikut:
1.      Pembelahan sel      : Jumlah bertambah banyak
2.      Spesialisasi             : Sel-sel yang sejenis berkelompok
3.      Diferensiasi sel        : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
4.      Organogenesis sel   :  Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
5.     Morfogenesis sel     : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi
6.      Perkecambahan       : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru
Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam biji. Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang digunakan untuk membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran tersebur berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal.
2.1.1   Perkecambahan Hipogeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah.  Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan kacang kapri.

2.1.2   Perkecambahan Epigeal
Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.


2.2    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

2.2.1      Faktor Internal

a)      Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.

b)      Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup (biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.

c)      Hormon (fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu:
a.      Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)
b.  Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin)

1)      Hormon Auksin

Asal kata               : Bahasa Latin
Penemu                 : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian   : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian     : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan :
Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal
Struktur auksin yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh, merangsang pembentukkan akar, merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran pada daun) dan berperan dalam dominansi apikal.


2)   Hormon Giberelin

Asal kata               : Bahasa Latin
Penemu                 : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian         : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang  diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan                :
Pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa. Fungsi giberelin adalah merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel, merangsang perkecambahan biji, memecah dormansi biji dan merangsang pembungaan dan pembuahan.
3)    Hormon Sitokinin

Asal kata               : Bahasa Latin
Penemu                 : Van Overbeek
Objek penelitian   : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian     : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis                      : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan           :
Pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun.
Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah merangsang pembelahan dan pemanjangan sel, menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral, merangsang pemanjangan titik tumbuh, mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio, merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar adventive, menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.

4)   Hormon Asam Absisat (ABA)

Asal kata               : Bahasa Latin
Penemu                 : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian   : buah kapas
Hasil penelitian     : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis                      : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan           :
Hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah. Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh, memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air, membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak berkecambah.

5)  Hormon Gas Etile

Asal kata               : Bahasa Latin
Penemu                 : R. Gene (1934)
Objek penelitian   : buah yang masak
Hasil penelitian     : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis                      : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan           :
Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2. Fungsi hormon gas etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal, merangsang proses absisi, interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan dan interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus.

6)  Hormon Luka/Kambium luka/Asam Traumalin

Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor.
7)      Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya adalah:
-          Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
-      Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
-      Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
-     Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah

2.2.2      Faktor Eksternal

a)      Unsur Hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.
1)   Unsur makro
2)  Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg
3)  Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
4)   Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2
5)   Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O
6)   Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2
7)  Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.

b)      Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.

c)      Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.

d)      Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:
1)   Tumbuhan hari pendek (short day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.
2)    Tumbuhan hari panjang (long day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.
3)    Tumbuhan hari netral (neutral day plant)
Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.

e)      Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.

f)     Tingkat keasaman (pH)
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.


2.3.   Kacang Hijau

Kingdom                  : Plantae
Divisio                    : Magnoliophyta
Class                        : Magnoliopsida
Ordo                        : Fabales
Famili                     : Fabaceae
Genus                     : Vigna
Spesies                   : V. radiata

Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa semak yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau adalah tanaman berumur pendek (60 hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari 84 setelah tanam.
Susunan tubuh tanaman kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil akar (nodul) akar. Adapun deskripsi masing-masing bagian tanaman tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakaran dibagi menjai dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites mempunyai banyak cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah bawah .
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 m, cabang menyebar ke semua arah.
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berselip. Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
Bungga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu.
Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.


2.3  Media Air Penyiraman

2.3.1    Air Cucian Beras

Air cucian beras mengandung vitamin B1 ini berguna dalam mobilisasi karbohidrat hingga bagus untuk tanaman yang baru replanting. Sementara itu ada yang mengatakan bahwa vitamin ini membantu perakaran. Vitamin B1 akan membantu perakaran selama bersama dengan auksin. Pada tissueculture, vitamin B1 tanpa auksin tidak berpengaruh pada perakaran, sedangkan B1 dan auksin memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding hanya auksin saja.


2.4.2          Larutan MSG

Monosodim glutamat atau biasa disebut vetsin bagi sebagiat orang umumnya digunakan untuk penyedap masakan. Vetsin atau MSG memiliki hubungan kimia (natrium-Na) Natrium yang dapat myuburkan tanaman. Dimana defisiensi unsur Na atau Natrium itu sendiri sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, yaitu resistensi tanaman akan menurun apalagi saat musim kering. Tanpa Natrium pertumbuhan tanaman tidak dapat meningkatkan kandungan air.

2.4.3          Larutan Gula

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.


2.4.4          Air cuka

Cuka merupakan salah satu gugus asam karboksilat yang paling sederhana. Cuka atau yang mempunyai nama lain asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni atau disebut juga asam asetat glasial adalah cairan higroskopis tak berwarna yang memiliki titik beku 16.7°C.
Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Pada tahun 3000 SM dan 2000 SM di Mesopotamia diperkirakan bahwa 40% dari total panen gandum digunakan untuk pemasakan bi dan pembuatan cuka. Di Mesir telah dikenal bahwa proses fermentasi yang menghasilkan alkohol jika diproses lebih lanjut dengan microorganisme berbeda akan menghasilkan asam cuka. Karena khasannya, kemudian cuka Mesir menjadi sangat disukai oleh bangsa Yunani (greek) dan Romawi. Orang-orang Babilonia memproduksi beberapa jenis cuka yang berbeda, termasuk yang terbuat dari getah palem, biji gandum dan kurma yang merupakan bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan cuka sekarang.
Manfaat cuka sangat banyak. Selain sebagai pemberi rasa dan aroma pada masakan, cuka juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet, antiseptik, desinfecktan dan obat-obatan. Sebagai obat cuka dapat menurunkan kolesterol, kontrol diet, dan kontrol gula darah pada penderita diabetes.

2.4.5          Air murni

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.Manfaat air bagi tumbuh-tumbuhan yaitu untuk mempertahankan ketegakantumbuhan, untuk transportasi bahan makanan dari akar ke seluruh bagian pohon, unti proses fotosintesis.





























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN














BAB III
METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada:
tempat                        :
-          Penanam kacang hijau pada media kapas dilakukan di sekolah.
-          Penyiraman kacang hjau dengan berbagai macam media air dilakukan di rumah Hogi Ruftheda, Zhazha Ionika, Arwinda Hening, Dhita Dwi Arimbi.
waktu              :
-          Penanam kacang hijau pada media kapas dilakukan sejak hari Minggu, 25 Agustus 2013.
-          Penyiraman kacang hjau dengan berbagai macam media air dilakukan setiap hari setiap pukul 06.00 WIB, 14.00 WIB, dan 17.00 WIB.

           
3.2 Metode yang digunakan
           
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yang berkaitan dengan objek yang diteliti antara lain:

3.2.1 Metode Experiment (penelitian)

Metode experiment adalah prosedur penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variable atau lebih dengan menggunakan variabel lain.  Alasan penulis menggunakan metode eksperimen:
1.      Untuk mengetahui secara langsung cara pengolahan kacang hijau dalam penyiraman dengan berbagaimedia air.
2.      Untuk mengetahui secara langsung pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dengan menggunakan berbagai media air.

Instrumen-instrumen yang digunakan penulis dalam metode observasi adalah sebagai berikut:
1.      Kamera     :   pendokumentasian kegiatan penelitian.
2.      Note          :   pencatatan data-data penting ketika observasi.
3.      Penggaris  :   mengukur perubahan panjang rambut.
3.2.2 Metode  Lybrary (Perpustakaan)
           
Metode perpustakaan adalah salah satu metode penelitian dengan menggunakan media cetak berupa buku, artikel, dan lain sebagainya guna diambil beberapa referensi data yang berkaitan dengan objek penelitian.
            Alasan penulis menggunakan metode perpustakaan adalah :
1.      Untuk mengetahui lebih detail mengenai kandungan-kandungan yang berada dalam kacang hijau dan berbagai macam media air.
2.      Untuk mengetahui hubungan berbagai macam media air dan pertumbuhan kacang hijau.

Adapun alat-alat guna menunjuang proses perpustakaan ini adalah :
1.      Internet     : guna mencari referensi melalui internet (browsing).
2.      Buku          : guna mencari referensi  melalui media cetak.


3.2.3 Metode Observation (pengamatan)

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti. Alasan penulis menggunakan metode observasi:
1.      Mengetahui secara langsung proses pengolahan kacang hijau dengan menggunakan berbagai macam media air.
2.      Mengetahui secara langsung skala pertumbuhan masing-masing kacang hijau dengan menggunakan berbagaimacam media air.

No comments:

Post a Comment