BAB IPENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang
sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah kacang-kacangan.
Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama
dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.
Di Indonesia terdapat lebih dari
12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah, kacang
hijau, kacang merah, kacang kapri, dan kedelai. Kacang hijau memiliki kandungan
protein nabati yang tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita
sehari-hari. Protein nabati yang dikandung kacang hijau sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung.
Kacang hijau berbentuk biji. Apabila
biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan mengeluarkan tunas.
Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.
Perkecambahan meningkatkan daya cerna
karena berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi penting
untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan yang
terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan
akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih
singkat. Pada saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan
lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama
proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar
lemaknya mengalami penurunan.
Dalam proses perkacambahan terjadi
beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai komponen dari biji menjadi
berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi embrio
atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah
dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Air sangat berperan penting bagi
tumbuhan. Dengan bantuan air, tumbuhan dapat hidup dengan baik. Selain itu, air
juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan, perkecambahan, fotosintesis, dan
lain-lain. Namun kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kacang hijau jika perendaman dilakukan dengan jenis
air yang berbeda-bed. Oleh karena itu, peneliti memilih topik yang berjudul
“Pengaruh Jenis Berbagai Media Air Perendaman dalam Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman Kacang Hijau”.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui bahwa salah satu faktor eksternal pemengaruh
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau adalah berbagai jenis air.
2. Mengetahui hubungan berbagai jenis media air penyiraman
dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah berbagai jenis media air dalam penyiraman
merupakan salah satu faktor pemengaruh pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
2. Bagaimana hubungan berbagai jenis media air penyiraman
dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?
1.4 Manfaat
1.4.1
Manfaat
bagi penulis
1. Memperdalam ilmu dalam bidang biologi.
2. Memperdalam ilmu tentang pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau.
3. Mengetahui faktor eksternal dalam pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau.
4. Mengetahui hubungan antara berbagai jenis media
air penyiraman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
1.4.2
Manfaat
bagi pembaca
1. Mengetahui kespesifikasian tentang berbagai jenis
media air penyiraman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2. Mengetahui berbagai faktor dalam pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau.
1.5 Hipotesis
Terdapat perbedaan antara masing-masing
jenis media air perendaman dengan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
1.6 Metode
1. Observation (pengamatan)
2. Library (perpustakaan)
3. Experiment (penelitian)
BAB
II
TINJAUN
PUSTAKA
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Pertumbuhan diartikan
sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara
irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan
dapat diukur dan dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pengukuran perubahan panjang atau tinggi batang dapat dilakukan dengan alat
ukur misalnya penggaris, jangka sorong, atau dengan auksanometer. Perkembangan
adalah suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa.
Perkembangan bersifat
kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam ukuran (jumlah, volume, dan
massa). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor
dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah faktor yang terdapat di dalam tubuh
organisme, antara lain sifat genetik yang ada di dalam gen, dan hormon
yang merangsang pertumbuhan. Faktor luar adalah faktor lingkungan. Faktor
lingkungan misalnya nutrien dan air,cahaya, suhu, kelembapan, dan oksigen.
2.1 Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio
dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Adapun tahapan pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya perkecambahan adalah sebagai
berikut:
1. Pembelahan
sel : Jumlah bertambah banyak
2. Spesialisasi : Sel-sel yang sejenis berkelompok
3. Diferensiasi
sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan
fungsi
4. Organogenesis
sel : Proses
pembentukkan organ-organ tumbuhan
5. Morfogenesis
sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki
kekhususan dalam bentuk dan fungsi
6. Perkecambahan
: Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk
hidup baru
Urutan proses perkecambahan diawali
dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam biji. Kemudian
dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang digunakan
untuk membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran
tersebur berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan
pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan letak kotiledonnya,
perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu perkecambahan hipogeal dan
perkecambahan epigeal.
2.1.1 Perkecambahan
Hipogeal
Apabila terjadi pembentangan ruas
batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga tertarik ke atas tanah
tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh: perkecambahan pada biji
kacang tanah dan kacang kapri.
2.1.2
Perkecambahan Epigeal
Apabila terjadi pembentangan ruas
batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga
dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis
dan biji jarak.
2.2 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
2.2.1 Faktor
Internal
a) Genetik
(hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat
menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan
aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.
b) Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul
(protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup
(biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat
berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan
terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
c) Hormon
(fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh,
yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan
ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam konsentrasi
rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu:
a.
Hormon pemicu
pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat
pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin)
1) Hormon Auksin
Asal kata
: Bahasa Latin
Penemu
: Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan :
Auksin banyak diproduksi di jaringan
meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin
mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal
Struktur auksin yang paling dikenal
adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan.
Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem
apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang
pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh, merangsang pembentukkan akar,
merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang
differensiasi jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran pada daun) dan
berperan dalam dominansi apikal.
2) Hormon
Giberelin
Asal kata :
Bahasa Latin
Penemu :
Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi
(Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar
biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur
Gibberella fujikuroi, yang diberi nama
giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan :
Pemanfaatan giberelin secara umum
menyebabkan pertumbuhan raksasa. Fungsi giberelin adalah merangsang
pemanjangan batang dan pembelahan sel, merangsang perkecambahan biji, memecah
dormansi biji dan merangsang pembungaan dan pembuahan.
3) Hormon
Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian
: mengisolasi zat yang menyebabkan
pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis :
Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan :
Pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan
tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun.
Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah
merangsang pembelahan dan pemanjangan sel, menghambat dominansi apikal oleh
auksin, merangsang pertumbuhan kuncup lateral, merangsang pemanjangan titik
tumbuh, mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio,
merangsang pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar adventive,
menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara
mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.
4) Hormon
Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu :
P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian :
buah kapas
Hasil penelitian :
Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis :
Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan :
Hormon yang menyebabkan kerontokan
ada saun dan buah. Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah
mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh, memacu
pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air, membantu
menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi kecepatan
pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu berbagai jenis
sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak
berkecambah.
5) Hormon
Gas Etile
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. Gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan :
Pembentukkan gas etilen dipengaruhi
oleh O2 dan dihambat oleh CO2. Fungsi hormon gas
etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat pemanjangan akar,
batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal,
merangsang proses absisi, interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses
pembungaan dan interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga
jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus.
6) Hormon
Luka/Kambium luka/Asam Traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah
luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian
yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit.
C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan
sebagai kofaktor.
7) Hormon
Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem.
Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya adalah:
-
Fitokalin :
memacu pertumbuhan daun
- Kaulokalin:
memacu pertumbuhan batang
- Rhizokalin:
memacu pertumbuhan akar
- Anthokalin:
memacu pertumbuhan bunga dan buah
2.2.2 Faktor
Eksternal
a) Unsur
Hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.
1) Unsur
makro
2) Unsur
hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg
3) Unsur
hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
4) Unsur
karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2
5) Unsur
hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O
6) Oksigen
diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2
7) Unsur C,
H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.
b) Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan
dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah suhu optimum.
Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan
maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh
suhu rendah. Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako
tahun 1920.
c) Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara
yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.
d) Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet)
berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Pertumbuhan kecambah
ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman yang
terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit
mendapat cahaya. Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan
jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Akar tanaman yang terkena cahaya
lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Efek fotoperiodisme, merupakan respon
tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari. Fotoperiodisme pada tumbuhan
dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan respos tumbuhan
terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:
1) Tumbuhan hari pendek
(short day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang
hari kurang dari 12 jam.
2) Tumbuhan hari
panjang (long day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang
hari lebih panjang dari 12 jam.
3) Tumbuhan
hari netral (neutral day plant)
Tumbuhan yang berbunga tidak
dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.
e) Air
Air merupakan senyawa yang penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai pelarut unsur hara
dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif
pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada
siang hari.
f) Tingkat
keasaman (pH)
pH sangat berpengaruh pada proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH normal, kandungan
unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam
memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.
2.3. Kacang
Hijau
Kingdom
: Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiata
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiata
Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim
berupa semak yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau adalah tanaman berumur
pendek (60 hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada
hari 84 setelah tanam.
Susunan tubuh tanaman kacang hijau terdiri atas
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau
bercabang banyak dan membentuk bintil akar (nodul) akar. Adapun deskripsi
masing-masing bagian tanaman tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem
perakaran dibagi menjai dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites
mempunyai banyak cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar.
Sementara xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah bawah
.
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan
berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu berwarna hijau kecoklatan atau
kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun
pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun
tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 m,
cabang menyebar ke semua arah.
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari
tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian
ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berselip.
Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
Bungga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu
dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis
hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam
hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi
layu.
Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang
polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau
berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul.
Polong muda berwarna hijau, setelah itu berubah menjadi kecoklatan atau
kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.
Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk
memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik
bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang
rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat
dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam
lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi.
Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan
vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi
oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti
sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan
wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.
2.3 Media
Air Penyiraman
2.3.1 Air Cucian Beras
Air cucian beras mengandung vitamin B1 ini berguna
dalam mobilisasi karbohidrat hingga bagus untuk tanaman yang baru
replanting. Sementara itu ada yang mengatakan bahwa vitamin ini membantu
perakaran. Vitamin B1 akan membantu perakaran selama bersama dengan auksin.
Pada tissueculture, vitamin B1 tanpa auksin tidak berpengaruh pada perakaran,
sedangkan B1 dan auksin memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding hanya
auksin saja.
2.4.2
Larutan MSG
Monosodim glutamat atau biasa disebut vetsin bagi sebagiat orang umumnya
digunakan untuk penyedap masakan. Vetsin atau MSG memiliki hubungan kimia (natrium-Na)
Natrium yang dapat myuburkan tanaman. Dimana defisiensi unsur Na atau Natrium
itu sendiri sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, yaitu resistensi
tanaman akan menurun apalagi saat musim kering. Tanpa Natrium pertumbuhan
tanaman tidak dapat meningkatkan kandungan air.
2.4.3
Larutan Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan
enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
2.4.4
Air cuka
Cuka merupakan salah satu gugus
asam karboksilat yang paling sederhana. Cuka atau yang mempunyai nama lain asam
asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni atau disebut juga asam asetat glasial adalah cairan
higroskopis tak berwarna yang memiliki titik beku 16.7°C.
Cuka telah dikenal manusia
sejak dahulu kala. Pada tahun 3000 SM dan 2000 SM di Mesopotamia diperkirakan
bahwa 40% dari total panen gandum digunakan untuk pemasakan bi dan pembuatan
cuka. Di Mesir telah dikenal bahwa proses fermentasi yang menghasilkan alkohol
jika diproses lebih lanjut dengan microorganisme berbeda akan menghasilkan asam
cuka. Karena khasannya, kemudian cuka Mesir menjadi sangat disukai oleh
bangsa Yunani (greek) dan Romawi. Orang-orang Babilonia memproduksi
beberapa jenis cuka yang berbeda, termasuk yang terbuat dari getah palem, biji
gandum dan kurma yang merupakan bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan
cuka sekarang.
Manfaat cuka sangat banyak.
Selain sebagai pemberi rasa dan aroma pada masakan, cuka juga dapat digunakan
sebagai bahan pengawet, antiseptik, desinfecktan dan obat-obatan. Sebagai
obat cuka dapat menurunkan kolesterol, kontrol diet, dan kontrol gula darah
pada penderita diabetes.
2.4.5
Air murni
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting
bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi
tidak di planet lain.Manfaat air bagi tumbuh-tumbuhan yaitu untuk
mempertahankan ketegakantumbuhan, untuk transportasi bahan makanan dari akar ke
seluruh bagian pohon, unti proses fotosintesis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada:
tempat :
-
Penanam kacang hijau pada
media kapas dilakukan di sekolah.
-
Penyiraman kacang hjau
dengan berbagai macam media air dilakukan di rumah Hogi Ruftheda, Zhazha
Ionika, Arwinda Hening, Dhita Dwi Arimbi.
waktu :
-
Penanam kacang hijau pada
media kapas dilakukan sejak hari Minggu, 25 Agustus 2013.
-
Penyiraman kacang hjau
dengan berbagai macam media air dilakukan setiap hari setiap pukul 06.00 WIB,
14.00 WIB, dan 17.00 WIB.
3.2 Metode yang digunakan
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yang berkaitan dengan
objek yang diteliti antara lain:
3.2.1 Metode Experiment
(penelitian)
Metode experiment adalah
prosedur penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat
dua variable atau lebih dengan menggunakan variabel lain. Alasan penulis menggunakan metode eksperimen:
1.
Untuk mengetahui secara
langsung cara pengolahan kacang hijau dalam penyiraman dengan berbagaimedia
air.
2.
Untuk mengetahui secara
langsung pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dengan menggunakan berbagai
media air.
Instrumen-instrumen yang
digunakan penulis dalam metode observasi adalah sebagai berikut:
1.
Kamera : pendokumentasian
kegiatan penelitian.
2.
Note :
pencatatan data-data penting
ketika observasi.
3.
Penggaris : mengukur
perubahan panjang rambut.
3.2.2 Metode Lybrary (Perpustakaan)
Metode perpustakaan
adalah salah satu metode penelitian dengan menggunakan media cetak berupa buku,
artikel, dan lain sebagainya guna diambil beberapa referensi data yang
berkaitan dengan objek penelitian.
Alasan penulis
menggunakan metode perpustakaan adalah :
1.
Untuk mengetahui lebih
detail mengenai kandungan-kandungan yang berada dalam kacang hijau dan berbagai macam media air.
2.
Untuk mengetahui hubungan
berbagai macam media air dan pertumbuhan kacang hijau.
Adapun
alat-alat guna menunjuang proses perpustakaan ini adalah :
1.
Internet : guna mencari referensi melalui internet (browsing).
2.
Buku : guna mencari referensi melalui media cetak.
3.2.3 Metode Observation (pengamatan)
Metode observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.
Alasan penulis menggunakan metode observasi:
1.
Mengetahui secara
langsung proses pengolahan kacang hijau dengan menggunakan berbagai macam media
air.
2.
Mengetahui secara
langsung skala pertumbuhan masing-masing kacang hijau dengan menggunakan
berbagaimacam media air.
No comments:
Post a Comment