Wednesday 27 August 2014

HUJAN DAN KENANGANKU



HUJAN DAN KENANGANKU
Karya: Okta Prisma Dyanti (XI-IPA2/34)

Saat itu hari Minggu pagi. Hari yang biasa ditunggu oleh semua keluarga untuk acara berkumpul bersama. Seperti umumnya, kupersiapkan segala jajanan untuk meramaika suasana. Tapi entah kenapa tak ada satupun kelurga ada yang datang. Mungkin karena lupa, atau aku salah menentukan harinya. Sudah lama rasanya aku duduk di teras ini dengan harap keluargaku segera datang. Tapi rupanya justru hujan yang datang begitu derasnya. Pandanganku mengarah ke bulir-bulir air hujan yang jatuh menimpa dedaunan. Entah karena apa, mataku susah berkedip dan menerawang jauh diantara butiran air hujan sampai pada kenangan masaa lalu. Kenangan ang begitu indah diantara kita bersua saat kau berikan senyuman dan pandangan begitu tajam waktu itu.
Waktu itu aku malu, merunduk dan tidak berkata apa-apa. Yang amat indah lagi, saat kau marah. Kau keluarkan kata-kata yang begitu kasar dan sangat menyakitkan. Aku tak pernah menjawab sekalipun kata-kata itu sangat menyakiti perasaan dan pikiranku. Aku tidak pernah marah, mungkin aku terlalu bodoh atau tidak bisa menafsirkan arti sebenarnya. Aku hanya bertanya pada Tuhan, “Ya Tuhan, apakah ini nasibku?”
Rintik hujan adalah saksi kunci perpisahan kita. Di tengah kesunyian jalan tangan itu, tangan putihmu melayang tepat di pipiku., kau tak memperdulikan air mata yang mengalir. Kau pergi meninggalkanku hanya karena tak sengaja handphonemu kujatuhkan. Hujan menemani kesedihanku. Mulut ini bisu, tak sanggup memanggilnya. Tangan ini begitu lemah hingga tak sanggup mencegah langkah kakinya. Hanya mata ini yang terus mengeluarkan air mata hingga banyangannya lenyap ditelan hujan. Sakitnya tamparanmu tak terasa bagiku karena aku terlalu mencintaimu.
Hari demi hari terasa sunyi sejak peristiwa itu. Kekejamanmu yang selalu kuingat sebagai kenangan yang paling indah di hidupku. Bunyi petir menyadarkan lamunanku seakan membuka jalan terang. Segera aku menuju dalam rumah dan kututup pintu karena hari ini ternyata keluargaku sedang di luar kota.   

                                               

No comments:

Post a Comment