Tuesday 15 January 2013

KHASIAT MADU DALAM PENGOBATAN
Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental dan berasa manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga.Madu adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh lebah madu. Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Madu memiliki rasa yang berbeda daripada gula dan pemanis lainnya.

Madu merupakan salah satu zat yang dapat digunakan sebagai obat dan bahan kosmetika. Sejak dulu madu memiliki banyak khasiat. Khasiat madu diantaranya tertuang dalam Al-Qur’an. “Dari perut lebah keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia” (QS An-Nahl:69). Ayat di atas adalah petunjuk yang bisa dikatakan “petunjuk pertama” yang meyakinkan mengenai khasiat madu sebagai obat. Sejalan dengan peradaban yang terus berjala dan ilmu pengetahuan yang berkembang, pelupor ilmu kedokteran Ibnu Sina bernasihat, “Jika engkau ingin tetap sehat, minumlah madu setiap hari.”

Bangsa Mesir kuno memanfaatkan madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat tusukan benda tajam. Studi mengenai khasiat madu sebagai obat tidak pernah berhenti dilakukan ilmuwan di seluruh penjuru dunia. Semakin lama semakin banyak fakta yang mengungkap peran penting madu sebagai obat, sebagai antibakteri, atau sebagai penyembuh.

Sebagai suatu senyawa dari dua jenis monosakarida jenuh, gerakan air dalam madu yang kental berlangsung lambat sebagian besar molekul air bersatu dengan gula hanya sedikit tempat untuk mikroorganisme sehingga madu bukan medium yang baik untuk perkembangan mikroorganisme. Zat besi dalam madu mengoksidasi radikal bebas dalam oksigen yang dilepaskan oleh hidrogen peroksida dan dapat digunakan sebagai salep (misalnya untuk mengoles luka). Madu yang kaya vitamin B1, B5 dan C serta 100 unsur lainnya sangat diperlukan pada penderita diabetes. Dalam hal menyembuhkan luka mengoleskan madu adalah alternatif terbaik mengobati borok yang sulit disembuhkan pada penderita diabetes, terlebih jika penderita diabetes tidak cocok menggunakan antibiotik.

Jennifer Eddy profesor dari University of Wisconsin School Medicine and Public Health menerapkan terapi madu pada seorang penderita diabetes yang jari kakinya terkena borokdan harus diamputasi. Dalam waktu 6 hingga 12 bulan pengobatan dengan madu boroknya tersebut sembuh. Dua tahun berikutnya dia sembuh total. Madu terbukti mampu mengalahkan bakteri streptococcus pemangsa daging serta staphylococcus aureus (MRSA) yang juga bisa menghancurkan daging.

Dr. V.M. Medical Collage Maharashtra, India pada 1988 melakukan penelitian untuk membandingkan efektivitas terapi madu dan salep Perak Sulfaziadine (SSD) untuk luka bakar dilakukan penelitian terhadap 120 pasien luka bakar dan 25 orang sehat untuk pembanding. Luka bakar pada 60 pasien diterapi oleh madu sedangkan 60 orang lainnya diberi salep Perak Sulfaziadine. Derajat luka bakar bervariasi 10% – 60% permukaan tubuh semua sampel darah responden diperiksa pada saat mulai dirawat dan seminggu sekali 3 minggu perawatan rumah sakit. Sampel darah diambil untuk analisa biokimia terhadap serum LPP (lipid peroksida), asam urat (UA) dan ceruloplasma (CLP).

Hasilnya, laju penurunan serum LPP pada pasien yang diterapi oleh madu lebih cepat dari pada pasien yang diobati dengan salep SSD. . Penyembuhan dengan terapi madu tidak hanya lebih cepat bahkan tidak meninggalkan bekas. Dengan demikian hasil analisis biokimia dalam kasus penyembuhan luka bakar menunjukkan bahwa madu tidak hanya menyembuhkan lebih cepat, tetapi lebih baik karena fruktosa dalam madu meningkatkan nutrisi pada luka dan mempercepat proses epithelialisasi.
Ternyata, manfaat madu dalam pengobatan sangatlah banyak. Madu tidak hanya menyembuhkan penyakit, tetapi hasil pengobatan dengan madu lebih baik. Alam menyediakan berbagai macam obat bagi manusia. Tinggal kita mengolah dan akhirnya menemukan khasiatnya.


Disusun oleh : Okta Prisma Dyanti
Kelas/ No. Absen : XI IPA2/ 34



No comments:

Post a Comment